• Portal
  • Situs
  • Website
  • Portal
DTPHP
image

Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu Prov. Kalteng

UPT.Balai Pengawasan dan Sertifkasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) mengikuti zoom meeting di aula BPSBTPH, Jl. Cilik Riwut Km 6,5 Palangka Raya, dalam rangka Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu Prov. Kalteng dengan fasilitator Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPMBTPH), Cimanggis, Jawa Barat, Rabu (28/08/2024).

Selengkapnya
image

Dinas TPHP Prov. Kalteng Tandatangani Kontrak Kerja Sama Kolaborasi Riset Sustainable Smart Greenhouse Komoditas Hortikultura dengan BRIN

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (TPHP Prov. Kalteng) melakukan inisiatif kerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) pada Program “Kolaborasi Riset dan Inovasi Pengelolaan Sustainable Smart Greenhouse (Smart Farming System) Komoditas Hortikultura”. Kegiatan Penandatanganan Kerja Sama dilaksanakan pada Senin (8/7/2024) bertempat di Hotel Ibis Style Serpong, Tangerang Selatan. Sebagai informasi, dalam usaha memaksimalkan fungsi bangunan greenhouse yang akan dibangun, dengan sentuhan teknologi baru, peningkatan produktivitas, pemberdayaan petani dan inovasi pengelolaan yang berkelanjutan, diperlukan kerja sama dengan Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi Penelitian dan Pengembangan serta sudah mempunyai best practice tentang greenhouse skala besar. Kerja sama ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pengelolaan pertanian tanaman hortikultura seperti ketergantungan terhadap iklim, keterbatasan air, pengendalian hama dan penyakit, serta kualitas tanah yang buruk. Pada tahun 2024, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah berencana akan membangun Greenhouse skala besar ukuran 30 x 50 meter yang memuat 3.500 buah polybag di lokasi Km. 38 Kota Palangka Raya. Terdapat 3 (tiga) dokumen yang ditandatangani pada kegiatan tersebut, yaitu Dokumen Kesepakatan Kerja Sama (KKS), Kerangka Acuan Kerja (KAK-KKS) dan Dokumen Kontrak Swakelola Kolaborasi Riset dan Inovasi Pengelolaan Sustainable Smart Greenhouse (Smart Farming System) Komoditas Hortikultura. Penandatanganan dilakukan oleh Hj. Sunarti selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah dan Mukti Aji selaku Kepala Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura Dinas TPHP Prov. Kalteng, dengan Cuk Supriyadi Ali Nandar selaku Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur Badan Riset dan Inovasi Nasional.  Pada sambutannya, Hj. Sunarti mengemukakan bahwa atas arahan Gubernur, Provinsi Kalimantan Tengah harus mampu meningkatkan produksi komoditas tanaman hortikultura. "Selain itu, juga diharapkan bisa menyuplai kebutuhan untuk masyarakat Kalimantan Tengah, serta mampu menjadi penyangga suplai ke Ibu Kota Nusantara," ujarnya.Sementara itu, Cuk Supriyadi Ali Nandar sangat mengapresiasi adanya inisiatif kerja sama dari Provinsi Kalimantan Tengah ini. "Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi BRIN untuk dapat mewujudkan harapan Provinsi Kalimantan Tengah di bidang tanaman hortikultura," tandasnya.

Selengkapnya
image

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Siap Mendukung Perluasan Areal Tanam

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Siap Mendukung Perluasan Areal Tanam (PAT) untuk mendukung peningkatan produksi padi Kalimantan Tengah pada khususnya dan Nasional pada umumnya. Hal ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sri Widanarni, pada pembukaan Rapat Upaya Percepatan dan Evaluasi Perluasan Areal Tanam (PAT), Senin (1/7/2024) bertempat di Aula Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (TPHP Prov. Kalteng). “Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat menjadikan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu penerima Program Perluasan Area Tanam (PAT),” ungkap Sri Widanarni. Berdasarkan informasi dari Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada tahun 2024 ini diprediksi akan terjadi El Nino yang memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan. Untuk itu, perlu antisipasi agar ketahanan pangan tetap terjaga, dan Kalimantan Tengah sangat mendukung salah satu terobosan yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT). Ditambahkannya, Kabupaten yang menjadi lokasi perlu melakukan percepatan realisasi agar program PAT dapat dilakukan sebelum puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi di bulan Agustus oleh BMKG.   “Kami berharap dengan adanya rapat ini dapat dilakukan upaya percepatan dalam penyelesaian permasalahan, sehingga tercapainya target yang kita harapkan dapat meningkatkan produksi pangan serta kesejahteraan rakyat dan petani,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (TPHP) Sunarti, dalam laporannya menyampaikan bahwa Program Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui tiga kegiatan utama yakni Upaya Khusus Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi, dan Padi Sisip/Tusip antara tanaman perkebunan dengan Padi Gogo. “Untuk kegiatan Upaya Khusus Optimalisasi Lahan Rawa (OPLA) Kalimantan Tengah yang semula mendapatkan alokasi seluas 81.000 hektar, karena ada beberapa kendala penyiapan calon petani calon lokasi (CPCL) direvisi menjadi 64.326 hektar. Dengan rincian sebagai berikut, Kabupaten Barito Selatan 500 hektar, Kabupaten Barito Utara seluas 350 hektar, Kabupaten Barito Timur seluas 1.500 hektar, Kabupaten Kapuas seluas 38.503 hektar, Kabupaten Kotawaringin Barat 145 hektar, Kabupaten Kotawaringin Timur seluas 4.217 hektar, Kabupaten Seruyan seluas 2.073 hektar, Kabupaten Katingan seluas 4.842 hektar, Kabupaten Gunung Mas seluas 117 hektar, dan Kabupaten Pulang Pisau 12.079 hektar,” jelas Sunarti.Turut hadir pada pertemuan ini baik secara offline dan online yaitu Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Direktorat Perkebunan Kementan RI Rizal, Direktorat Perluasan dan Penyediaan Lahan Direktorat Prasarana dan Sarana Kementan RI Lutful, Komando Resort Militer 102/Panju Panjung Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon, Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak, Balai Standarisasi Instrumen Pertanian Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah, dan Komandan Distrik Militer Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah.

Selengkapnya
image

Kadis TPHP Prov. Kalteng Terima Kunker Pj. Bupati Murung Raya Koordinasikan Perluasan Areal Tanam Padi

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (TPHP) Sunarti menerima kunjungan kerja Penjabat (Pj) Bupati Murung Raya Hermon beserta jajaran ke Dinas TPHP Prov. Kalteng, Selasa (2/7/2024). Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk koordinasi terkait Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi di Kabupaten Murung Raya. Dalam paparannya, Pj. Bupati Murung Raya menyampaikan bahwa untuk mengurangi dampak defisit pangan, mendukung kesejahteraan petani dan mengendalikan inflasi, Pemerintah Kabupaten Kabupaten Murung Raya mendukung program Ketahanan dan Kemandirian Pangan. Hal ini dapat dilihat dari potensi lahan padi sawah dan padi ladang. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) terdiri dari Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) seluas 14 hektar dan Lahan Cadangan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LCP2B) seluas 50 hektar. “Untuk padi ladang, Kabupaten Murung Raya memiliki potensi seluas 41.743,99 hektar. Realisasi tanam tahun 2023 seluas 3.463 hektar. Target tahun 2024 seluas 10.000 hektar. Untuk mendukung pertanaman target 2024 ini memerlukan benih padi, pupuk NPK, herbisida, insektisida dan fungisida. Untuk dukungan sumber daya manusia, Pemkab Murung Raya memiliki penyuluh pertanian sebanyak 42 orang,” jelasnya. Disampaikan pula, kendala dan permasalahan yang dihadapi yaitu minimnya ketersediaan benih dan saprodi, budaya petani lokal dalam membuka lahan masih dengan cara membakar, perubahan iklim dan sulitnya memetakan luas lahan petani secara polygon karena susahnya jaringan internet. “Untuk memacu perluasan luas tanam padi, Pemkab Murung Raya melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Murung Raya mengadakan Lomba Tambah Luas Tanam Padi Penyuluh Pertanian di Kabupaten Murung Raya yang akan dinilai bulan Oktober tahun ini,” tambah Hermon. Selanjutnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Prov. Kalteng Sunarti dalam sambutan dan paparannya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas TPHP mendukung sepenuhnya program PAT ini. Bahkan, Kalteng mendapatkan alokasi Program Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui tiga kegiatan utama yakni Upaya Khusus Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi dan Padi Sisip/Tusip antara tanaman perkebunan dengan Padi Gogo. “Untuk kegiatan Upaya Khusus Optimalisasi Lahan Rawa Kalimantan Tengah yang semula mendapatkan alokasi seluas 81.000 hektar, karena ada beberapa kendala penyiapan calon petani calon lokasi (CPCL) direvisi menjadi 64.326 hektar. Untuk itu, diharapkan untuk Kabupaten Murung Raya agar segera membuat usulan terkait OPLA dan Pompanisasi ini, terkait dinamika yang berkembang seperti penyaluran pupuk subsidi dan lain-lain agar segera berkoordinasi dengan bidang teknis terkait,” ucap Sunarti. “Pada tahun 2024 ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memiliki program strategis pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan 2 (dua) diantaranya merupakan Proyek Strategis Daerah (PSD) yaitu pabrik beras Rice to Rice dan penggilingan padi Rice Milling Plant. Program yang lain yaitu Pabrik Pakan, Close House/Apartemen Ayam, Smart Green House, Ayam Kampung Kalimantan Super, dan Penangkaran Rusa. Selain itu, ada Program Kartu Tani Berkah sebanyak 49.308 kepada petani Kalteng, dengan tujuan membantu mendapatkan sarana produksi pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” pungkas Sunarti.Tampak hadir mendampingi Pj. Bupati Murung Raya yaitu Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Reyzal Samat, ⁠Kepala Dinas Ketahanan Pangan Yulianus, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Suria Siri, dan Pejabat Eselon III dan IV beserta staf. Turut hadir pula Sekretaris Dinas TPHP Prov. Kalteng Retno Nurhayati Utaminingsih dan Pejabat Eselon III Dinas TPHP Prov. Kalteng.

Selengkapnya
image

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Presiden Joko Widodo menyatakan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, adalah salah satu daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) yang punya peran penting, yakni memasok stok pangan ke IKN. Oleh karena itu, Jokowi menyebutkan, surplus produksi beras di Kotawaringin Timur akan dibawa ke IKN, begitu pula dengan sejumlah kabupaten penyangga IKN lainnya. "Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN," kata Jokowi saat meninjau pompanisasi di Desa Bapeang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu (26/6/2024). "Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," ujar dia melanjutkan. Baca juga: Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan Jokowi menuturkan, pompanisasi yang sedang digencarkan oleh pemerintah mampu meningkatkan frekuensi panen di wilayah produksi. Bantah Menggusur, Otorita IKN Tetap Akan Pindahkan Warga jika Lahan Diperlukan Artikel Kompas.id Sebab, dengan adanya pompanisasi, air dapat dipompa dan dialirkan ke sawah dan ladang agar tidak mengalami kekeringan yang berujung gagal panen. "Yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," ucap Jokowi. Mantan wali kota Solo ini menyebutkan, pemerintah akan mendistribusikan 70.000 unit pompa ke seluruh Indonesia untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat El Nino. Baca juga: Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa "Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial," kata Jokowi. Jokowi didampingi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan ke Desa Bapeang. Selain itu, hadir pula Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor yang ikut mendampingi Jokowi.

Selengkapnya
image

Jokowi: Bantuan Pompanisasi untuk Petani Kotim Antisipasi Kekeringan Panjang

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi meninjau bantuan pompanisasi untuk petani di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rabu, 26 Juni 2024. "Hampir semua negara terkena gelombang panas kekeringan panjang sehingga semua negara mengalami penurunan produksi beras," kata Presiden Jokowi. Saat ini banyak negara yang sebelumnya melakukan ekspor beras menutup kran ekspor karena beras diutamakan untuk konsumsi negara sendiri. Indonesia juga mengalami hal yang sama karena perkiraan BMKG pada Juli hingga Oktober akan ada gelombang panas yang harus diantisipasi. Sehingga, pemerintah menyiapkan langkah antisipasi agar produksi pangan tetap stabil di tengah kekeringan. Salah satu upaya yang ditempuh ialah dengan bantuan pompanisasi di seluruh tanah air.  Batuan tersebut diawali 20 ribu unit di seluruh tanah air kemudian akan terus ditingkatkan hingga 70 ribu unit. "Karena air ada di bawah sementara sawahnya di atas, membuat air tidak bisa naik karena tidak ada pompa. Ini hal kecil tapi sangat krusial," ujarnya.  Dirinya berbincang dengan petani dan menemui fakta bahwa bantuan pompanisasi dampaknya sangat baik. Petani yang biasanya hanya 1 atau 2 kali panen naik menjadi 2 hingga 3 kali panen. "Pompanisasi membantu meningkatkan Produktivitas petani dan bagus selain masalah lain yang berkaitan dengan pupuk," imbuhnya.  Adapun Kotim telah menerima 31 unit bantuan pompa baru bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi swah tadahhujan yang ada. Sehingga kebutuhan pompa tersebut masih akan diusahakan dari Kementerian Pertanian.

Selengkapnya
image

Respons Potensi Kekeringan Panjang, Presiden Tinjau Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Presiden Joko Widodo meninjau langsung pelaksanaan bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian (pompanisasi) di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Rabu, 26 Juni 2024. Peninjauan ini dilakukan sebagai respons terhadap potensi kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung dari Juli hingga Oktober mendatang. Dalam keterangannya di hadapan awak media usai peninjauan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa saat ini semua negara terdampak gelombang panas dan kekeringan panjang. Karena itu, semua negara mengalami penurunan produksi beras. “Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi,” ujarnya. Presiden menjelaskan bahwa pompanisasi di seluruh tanah air akan melibatkan distribusi awal sebanyak 20 ribu unit pompa, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit. “Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga berinteraksi langsung dengan para petani. Menurut petani setempat, keberadaan pompa sudah memungkinkan peningkatan frekuensi panen. “Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga,” ucap Presiden, menandakan peningkatan signifikan dalam produktivitas pertanian. Untuk wilayah Kotawaringin Timur sendiri, pemerintah telah mendistribusikan 31 pompa yang saat ini baru bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada. Presiden menambahkan bahwa Kementerian Pertanian akan berupaya memenuhi kebutuhan pompa secara keseluruhan untuk memastikan seluruh area dapat tercukupi. Presiden juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya. Menurutnya, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, maka surplusnya akan dibawa ke IKN. “Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi,” tutur Presiden. Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor.

Selengkapnya
image

Antisipasi Kekeringan Panjang, Jokowi Tinjau Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian (pompanisasi) di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (26/6/2024). Peninjauan ini dilakukan sebagai respons terhadap potensi kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung dari Juli hingga Oktober mendatang. Jokowi mengatakan, saat ini semua negara terdampak gelombang panas dan kekeringan panjang. Karena itu, semua negara mengalami penurunan produksi beras. "Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi," ujarnya. Presiden menjelaskan bahwa pompanisasi di seluruh Tanah Air akan melibatkan distribusi awal sebanyak 20 ribu unit pompa, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit. "Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial," jelasnya. Dalam kesempatan itu, Jokowi juga berinteraksi langsung dengan para petani. Menurut petani setempat, keberadaan pompa sudah memungkinkan peningkatan frekuensi panen.  "Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," ucap Presiden, menandakan peningkatan signifikan dalam produktivitas pertanian. Untuk wilayah Kotawaringin Timur, pemerintah telah mendistribusikan 31 pompa yang saat ini baru bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada. Presiden menambahkan bahwa Kementerian Pertanian akan berupaya memenuhi kebutuhan pompa secara keseluruhan untuk memastikan seluruh area dapat tercukupi. Presiden juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya. Menurutnya, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, maka surplusnya akan dibawa ke IKN. "Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," tutur Presiden.

Selengkapnya
image

Jokowi Ingin Produksi Beras di Kalteng Surplus: Nanti Dibawa ke IKN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau distribusi bantuan pompa di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Jokowi berharap adanya pompa dapat meningkatkan produksi beras dan tidak terkena dampak kekeringan.Di wilayah Kotawaringin Timur, pemerintah telah mendistribusikan 31 pompa yang saat ini bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada. Jokowi mengatakan pompanisasi ini dilakukan untuk mencegah kekeringan akibat musim kemarau."Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi," kata Jokowi dalam keterangan persnya, dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (26/6/2024).Jokowi mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menyediakan pompa ke seluruh tanah air. Dari distribusi awal akan sebanyak 20 ribu unit pompa, nantinya akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit."Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial," jelasnya.Dalam kesempatan itu, Jokowi juga berinteraksi langsung dengan para petani. Menurut petani setempat, keberadaan pompa sudah memungkinkan peningkatan frekuensi panen."Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," ucap Jokowi.Jokowi juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya. Menurutnya, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, surplusnya akan dibawa ke IKN."Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," tutur Jokowi.Turut mendampingi Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor.

Selengkapnya
image

Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran Dampingi Presiden RI Kunjungi Lahan Pertanian di Desa Bapeang Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotim

Usai melakukan peninjauan di pasar PPM Sampit, Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo berkunjung ke lokasi kedua, lahan pertanian di Desa Bapeang Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur, Rabu (26/6/2024). Presiden Joko Widodo saat diwawancarai oleh media di Desa Baepang mengatakan, bahwa tujuan kunjungannya tersebut, selain untuk mencek harga bahan kebutuhan pokok seperti harga bawang merah, bawang putih, ayam, cabe, dan bahan kebutuhan pokok lainnya di Kota Sampit. Selanjutnya Presiden Joko Widodo juga menjelaskan, terkait dengan bantuan pompanisasi yang diberikan pemerintah, karena hampir di semua negara mengalami gelombang panas dan kekeringan panjang, dimana semua negara mengalami penurunan produktivitas dan produksi berasnya juga turun, sehingga banyak negara yang sebelumnya ekspor beras, menjadi dipakai untuk negaranya sendiri. Menurutnya, berdasarkan perkiraan dari BMKG, pada bulan Juli s.d. Oktober akan terjadi gelombang panas dan kekeringan yang panjang, hal ini harus diantisipasi dan disiapkan terlebih dahulu dengan adanya pompanisasi, “untuk seluruh tanah air, nanti akan disiapkan pompa, dan pada tahap pertama dibagi sebanyak 20 ribu dulu, kemudian berikutnya akan menuju 70 ribu” kata Presiden. Selain masalah-masalah lainnya, hal ini sangat krusial, dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas para petani, “di sini sekarang baru ada 31 pompa untuk 435 Ha, padahal totalnya 7.600, sehingga kebutuhan pompa nanti masih akan diusahakan dari Kementerian Pertanian agar semuanya tercukupi” tandasnya.Tampak hadir mendampingi kunjungan kerja presiden tersebut antara lain, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Rudy Saladin, Komandan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin, serta Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden M. Yusuf Permana, Gubernur Kalteng, Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.

Selengkapnya