- Portal
- Situs
- Website
- Portal
RANTAI MUTU BERAS DARI HULU KE HILIR
Disusun oleh admin01
Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi lebih dari separuh populasi. Beras berperan penting dalam menyediakan energi, vitamin, dan mineral untuk tubuh. Dalam penanganannya, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas padi. Diantaranya adalah varietas, kondisi iklim, kondisi lingkungan, dan penanganan sebelum panen. Selain itu, proses penanganan pascapanen yang baik dapat mengurangi risiko kerusakan fisik, menjaga kualitas padi, dan mencegah kontaminasi jamur dan serangga. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas mutu beras.
1. Awal Budidaya
Pemerintah sudah menetapkan Pedoman Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, meminimalisir susut hasil panen, serta menghasilkan produk yang bermutu. Sebelum budidaya, petani harus memilih lokasi tanam yang sesuai dengan ketentuan, lahan bebas limbah, mempunyai pengairan yang jelas, sistem drainase yang baik, serta air irigasi yang bersih dan bukan berasal dari limbah. Benih yang digunakan adalah varietas unggul, benih resmi, bersertifikat serta harus sehat dan bebas hama. Selain itu, pada masa budidaya, peralatan yang digunakan harus bersih dan terawat serta tidak menggunakan peralatan yang mudah berkarat atau mengelupas. Penggunaan pupuk selama masa tanam harus tepat, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, serta tepat cara aplikasi. Selain itu, penggunakan pupuk juga tidak boleh mengakibatkan pencemaran sumber air dan air tanah. Penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama juga harus sesuai dengan anjuran dan menggunakan pestisida yang telah terdaftar dan berizin.
2. Panen dan Pascapanen
Penanganan saat panen dan pascapanen merupakan proses penting yang dapat mempengaruhi kualitas dari beras. Panen padi harus dilakukan tepat waktu, saat visual padi sudah berwarna kuning keemasan sebesar 90-95%. Padi dipanen sekitar 30-35 hari sejak tumbuh bunga merata. Lalu saat pengukuran kadar air sebelum panen, kadar air saat kemarau sebesar 22-23% dan sebesar 24-26% saat musim hujan. Panen secara tepat dapat menghasilkan beras dan gilingan yang baik dan menurunkan risiko beras patah. Pengeringan padi dilakukan dengan menggunakan alas yang bersih dan bebas cemaran untuk menghindari susut pascapanen, kotor, atau terkontaminasi. Lokasi penanganan pascapanen sebaiknya dekat dengan Lokasi panen dan harus bebas cemaran. Alat yang digunakan harus sesuai standar, mudah dibersihkan, tidak mudah mengelupas/berkarat, serta tidak mengandung unsur lain yang dapat mencemari hasil panen.
3. Peredaran Beras
Beras yang diedarkan baik yang diperjualbelikan maupun yang tidak harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pemerintah yaitu bebas hama, bebas bau apek, asam/bau asing serta memenuhi persyaratan keamanan pangan. Beras dikemas dengan kemasan yang rapat, kuat, dan higienis. Beras yang diedarkan juga harus diberi label yang jelas, seperti nama produk, komposisi, berat bersih, nama dan Alamat produsen, kelas mutu, kode produksi, tanggal kedaluwarsa, asal beras, informasi halal dan HET (Harga Eceran Tertinggi) beras sesuai kebijakan yang berlaku.
4. Belanja Beras
Tips saat membeli beras yaitu dengan mengecek kondisi kemasan terlebih dahulu, termasuk dengan memperhatikan tanggal kedaluwarsa, memilih beras sesuai dengan kelas mutu yang diinginkan dengan membandingkan penampakan visual beras dan label yang tertera pada kemasan. Jika membeli beras curah, konsumen dapat memastikan bahwa beras bebas hama, bau apak, asam atau bau asing.
5. Penyimpanan Beras
Untuk menjaga mutu beras selama penyimpanan, sebaiknya beras disimpan di wadah rapat dan diletakkan di tempat kering. Jauhkan dari sumber panas/sinar matahari dan bahan beraroma tajam. Periksa kondisi beras sebelum digunakan, pastikan tidak ada serangga dan tidak bau apek. Sebelum menuang beras baru, pastikan bahwa beras yang lama sudah habis agar stok beras lama tidak tertimbun dan mencemari beras baru.
6. Pengolahan dan Penyajian
Cuci beras seperlunya saja untuk membersihkan kotoran karena pencucian yang berlebihan dapat melarutkan sebagian nutrisi yang mudah larut air. Pada saat memasak, gunakan peralatan bersih dan kering. Setelah nasi matang, simpan nasi pada wadah tertutup untuk mencegah makanan tercemar hama, kotoran, debu, atau kontaminasi silang.
Referensi
Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM). 2020. 5 Kunci Mengolah Pangan Dengan Aman. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP). 2024. Penerapan Good Agricultural Practices & Good Gandling Practices Padi di Sumatera Utara. Jakarta: Badan Standardisasi Instrumen Pertanian.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2020. Beras. SNI 6128:2020. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Juniarti, R., N Udayana S., Nurdjanah, S., Subeki, & Hasanudin, U. 2022. Karakteristik kimia dan fisik beras terserang kutu (Sitophyllus oryzae. sp). Jurnal Agroindustri Halal, 8(2): 222 – 232.
Layli, A. N., Arum, A., & Wibowo, T. S. 2023. How to Wash Rice Properly to Keep the Nutrition in Kencat Village, Bancaran, Bangkalan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari, 2(8): 685–690.
Müller, Amanda, et al. 2022. Rice Drying, Storage and Processing: Effects of Post-Harvest Operations on Grain Quality. Rice Science, 29(1): 16-30.
Peng, Bo, et al. 2019. Effects of Rice Aging on Its Main Nutrients and Quality Characters. Journal of Agricultural Science, 11(17): 44-56.
Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Persyaratan Mutu Dan Label Beras.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices).
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices).